ketika suara tak menemukan telinga
di sudut sunyi yang diterangi nyala lilin,
kutumpahkan isi hati— bukan untuk didengar,
hanya agar tak tenggelam dalam diam.
kukatakan segalanya pada kertas yang bisu,
karena manusia terlalu bising
untuk mengerti luka yang tidak bersuara.
mereka dengar, tapi tak benar-benar tinggal.
mereka tahu, lalu berbisik di tempat lain.
sebab dunia senang menghakimi,
sedang aku hanya ingin didengar tanpa diadili.
maka kutulis apa yang tak bisa kuucap,
kutitipkan seluruh gejolak pada huruf-huruf
yang tak pernah berpaling, tak seperti mereka.
tulisan tak bertanya mengapa.
ia tak membandingkan luka,
tak menertawakan lemahku.
dalam aksara,
aku bisa menangis tanpa disuruh berhenti,
berteriak tanpa harus takut dicemooh.
aku bisa jujur — tanpa dihukum.
dan malam pun tahu,
bahwa hanya pena yang bersedia menjadi rumah,
bagi hati yang tak tahu ke mana pulang.

"karena manusia terlalu bising" 😌😌
BalasHapusapalah aku??apakah aku dianggap sebagai angin?
BalasHapus